Senin, 28 September 2015

Skenario drama, selamat tinggal

Selamat Tinggal

Pemeran: -Rena
                   -Sevin
                   -Tiara
                   -Sarah

Ramai dikelas bukanlah hal yang luar biasa untuk siswa SMAK, apalagi jika dikelas tidak ada yang namanya guru. Dan hal itulah yang sedang terjadi dikelas Rena, semua siswa sibuk membicarakan hal menarik mereka masing-masing, meski sudah diberi tugas dari guru yang tidak ada itu. Kecuali Rena, dia sangat fokus dengan tugas yang diberikan itu dan tidak peduli dengan cerita teman-temanya.
Tiara: "sar, kamu tau gak?"
Sarah: "tau apa?"
Tiara: "semalem di seoul international awards, lee min ho dapet 2 penghargaan loh"
Sarah: "oh ya...serius kamu?"
Tiara: "iya...aku serius" (menunjukan jari angka 2)
Sarah: "keren banget ya lee min ho, udah ganteng berbakat pula"
Tiara: "iya...andai aku jadi pacarnya, aku jamin seluruh dunia bakal iri sama aku"
Rena tampak kebingungan dengan soal yang dijerjakanya itu, dia mencoba bertanya pada temannya, tiara dan sarah.
Rena: "guys...kalian tau gak nomer 5 itu apa?"
Tiara: "itu apa...apanya?"
Rena: "jawabanya lah..."
Sarah: "kebiasaan kamu ini, ngomongnya gak pernah lengkap"
Rena: "iya...iya sorry deh, kalian tau gak jawabanya nomer 5"
Tiara&sarah : "enggak"
Tiara: "nomer 1 aja belum, aku lagi males ngerjain tugas"
Rena: "dasar kalian...males kok dipelihara"
Sarah: "biasanya juga kamu yang melihara males"
Tiara: "kalau kamu mau tanya, tanya aja sevin"
Rena: "sevin?"
Tiara: "iya, liat aja dia"
Sarah, Rena, Tiara menoleh ke arah sevin secara bersamaan, dan dilihatnya sevin sedang mengerjakan tugas yang diberikan guru. sevin orangnya memang terkenal pendiam, tapi dia juga terkenal pintar.
Sarah: "sana gih...klu mau tanya jawaban"
Rena: "iya-iya"
(Rena menghampiri sevin)
Rena: "hai..."
Sevin: "hai..." (fokus kembali ke soal yang dikerjakan)
Rena: "boleh duduk gak"
Sevin: "silahkan" (tanpa menoleh kearah Rena)
Rena duduk dibisebelah sevin, tapi sevin tidak memperdulikan kedatangan Rena dan tetap fokus pada tugasnya. Rena mencoba menarik perhatian dari Sevin, agar memperdulikannya.
Rena: "sevin..."
Sevin: "ya, nomer brapa yang mau kamu tanyain?"
Rena: "kok kamu tau? Aku mau tanya"
Sevin: "selama ini semua yang datang ke aku, cuma datang untuk bertanya. Setelah itu pergi begitu saja, bahkan ada yang tidak bilang terimakasih. Kalau begitu nomer brapa yang kamu tanyakan?"
Rena: "oh...ya nomer 5"
Sevin memberi tahu jawaban atas pertanyaan Rena. Rena merasa ada sesuatu yang aneh atas Sevin, dan rena mencoba mencari tau atas apa yang terjadi pada sevin.
Rena: "sevin..."
Sevin: "apa?"
Rena: "terimakasih"
Sevin: "sama-sama"
Rena: "BTW kamu kok suka sih...diem sendirian kayak gini, apa kamu gak pingin punya temen?"
Sevin: "enggak kok biasa aja"
Rena: "serius? Aku aja kalau gak punya temen bakal ngerasa kesepian. Apa kamu ada masalah keluarga?"
Sevin: "enggak...kalau kamu cuma mau tau masalah aku,itu lupain aja karna aku gak akan cerita apa-apa. Dan inget...jangan ikut campur masalahku" (sambil marah-marah)
Rena: "iya-iya sorry,aku nggak bermaksud. Aku cuma pingin jadi teman curhatmu kalau memang butuh cerita"
Sevin: "nggak...aku nggak butuh, jadi kamu lebih baik sekarang pergi" (masih sambil marah-marah)
Suara sevin yang marah-marah terdengar oleh sarah dan Tiara, Rena kembali ke bangkunya dengan cemberut.
Sarah: "hei...kamu ngapain sevin, kenapa dia bisa marah-marah kayak gitu?"
Rena: "au ah...gelap"
Tiara: "ren...cerita dong, ada apa?"
Rena: "lupain aja, aku gak mau bahas tentang sevin"
Malam harinya Rena pergi ke mini market, untuk membeli beberapa cemilan. Dan diperjalanan pulang Rena bertemu dengan sevin, tapi ada yang aneh dari sevin. Sevin sedang membawa rokok, Rena berpikir akan menyenangkan jika dia memergoki sevin merokok. Dan menjadikan berita ini untuk membalas Sevin, atas apa yang terjadi di sekolah tadi.
Rena: "sevin..." (teriak dan menghampiri sevin)
Sevin yang terkejut, tiba-tiba ada Rena langsung cepat-cepat menyembunyikan rokok yang dipegangnya.
Rena: "sevin kamu ngerokok ya?" (sambil ngintip dibelakang tubuh sevin, tempat dia menyembunyikan rokoknya)
Sevin: "enggak kok" (gugup)
Rena: "jujur aja...nggak apa-apa kok"
Sevin: "enggak...serius"
Rena: "nggak, aku tadi lihat kamu bawa rokok. Jujur aja nggak apa-apa, kamu ngerokok kan? Sejak kapan?"
Sevin: "ya...aku ngerokok (mengeluarkan rokok yang disembunyikan) aku baru saja merokok"
Rena: "jadi kamu ngerokok...anak SMAK ngerokok? Malu-maluin"
Rena pergi tapi, tapi tanganya ditarik oleh sevin.
Sevin: "kamu jangan bilang siapa-siapa soal rokok ini"
Rena: "ini mulutku(menunjuk mulut dengan tangan yang tidak dipegang sevin) dan aku berhak mengatakan apa yang mau aku katakan (menoleh kearah tangan yang dipegang sevin) lepasin tanganku (sevin melepaskan tangan Rena)
Rena pergi, tapi secara tiba-tiba sevin berteriak tentang apa yang terjadi denganya. Sevin menjelaskan kenapa di merokok, dan masalah yang sedang dia hadapi.
Sevin: "orang tuaku bertengkar setiap hari (Rena yang berjalan menghentikan langkahnya) aku pusing dengan kelakuan mereka. Dan itulah yang menyebabkan aku merokok seperti ini" (mengatakan sambil teriak-teriak)
Rena mendengar semua yang dikatakan sevin, dan cuma karna masalah orang tuanya sevin merokok. Itu membuat Rena emosi, Rena berbalik dan menghadap ke arah Sevin.
Rena: "apa kamu pernah melihat orang tuamu bertengkar sampai, salah satu dari mereka berdarah? Apa kamu pernah mendengar suara ketok palu dari hakim, yang menandakan bahwa orang tuamu bercerai?"
Sevin: "....."
Rena: "diam mu aku artikan kamu tidak pernah mengalaminya, dan itu tandanya kamu beruntung"
Sevin: "apa kamu? Maksudku apa orang tua mu sudah bercerai?"
Rena: "ya"
Sevin: "maafkan aku, aku tidak tau"
Rena: "lupakan saja kata-kataku, anggap saja apa yang aku katakan cuma iklan yang menyuruhmu untuk tidak merokok. Inget...rokok itu berbahaya,rokok membunuhmu"
Ke esokan harinya Rena tidak masuk sekolah, tidak ada yang tau keterangan kenapa dia tidak masuk sekolah, bahkan sarah dan Tiara tidak tau Rena kemana. Sevin juga sudah mencari tau kenapa Rena tidak masuk, tapi tetap saja...tidak ada yang tau, dimana Rena berada.
Semua pelajaran sudah selesai, semua siswa pulang kerumah masing-masing. Dan digerbang ada Rena dengan baju bebas, yang terlihat bingung sekaligus mencari-cari. Orang yang dicari-cari Rena,akhirnya terlihat yaitu Tiara dan Sarah.
Tiara: "kamu kemana aja? Kenapa baru sekarang muncul"
Sarah: "iya...kamu kemana aja, tadi ada ulangan lo..."
Rena: "oh ya?"
Sarah: "ya, tadi ada ulangan"
Rena: "oh ya? Ya siapa ya tanya"
Sarah: "dasar...kamu kemana aja, aku tadi khawatir banget"
Rena: "sejak kapan kamu khawatir sama aku?"
Sarah: "ya sejak tadi"
Tiara: "udah-udah...ribut aja, ren kamu tadi kemana? Aku tanya serius ini"
Rena mau menjawab tapi, tiba-tiba sevin datang.
Sevin: "Rena kamu kemana tadi? Kenapa gak ada kabar"
Rena: "hakim sudah ambil keputusan atas hak asuh perceraian orang tuaku"
Tiara: "terus?"
Rena: "hak asuh dipegang oleh ayahku, dan setelah ini aku dan ayahku akan pergi ke bandung"
Tiara: "jadi kamu mau pergi"
Rena: "ya"
Sarah: "berati kita nggak ketemu lagi dong"
Rena: "ya enggak juga sih...aku bakalan balik lagi kesini buat ketemu sama ibuku, jadi aku juga bisa ketemu sama kalian"
Sevin: "maafkan aku buat yang semalam"
Rena: "maaf buat apa, kamu nggak salah apa-apa. Dan buat kata-kataku juga yang semalem, lupain aja. Anggap aja cuma iklan lewat"
Sarah: "emang semalem kalian omong-omong an?"
Tiara: "semalem kalian ngomong apa?"
Sarah: "cerita dong, ada apa semalem?"
Rena: "gak mau, kepo banget sih..."
Cerita ini bukanlah cerita dengan akhir bahagia ataupun akhir sedih, tapi dari cerita ini. Kita dapat belajar, bahwa jangan sampai kita salah langkah dalam, menghadapi persoalah hidup. Karna banyak orang yang persoalan hidupnya lebih berat dibandingkan kita, dan disetiap persoalan pasti ada jawaban.

Rabu, 09 September 2015

Bertemu Berpisah

Pertemuan yang tak terduga
Mempertemukan kamu dengan aku
Seakan dewi cinta
Menembakan panah asmara ke hati kita
Tidak dapat diungkapkan
Dengan kata-kata yang sederhana
Semua sangat mendalam
Lebih dalam dari apapun yang ada
Badai yang kuat pun
Tidak akan menjatuhkan kita
Untuk membuat kenangan
Yang abadi
Dan atas nama cinta
Pertemuan itu berubah
Menjadi kenyataan yang menyeramkan
Kenyataan yang menyakitkan
Angin perpisahan yang kencang
Menusuk hati
Hati yang paling dalam
Membunuhku sampai keujung jiwa
Jiwa yang mati
Akan melupakan semuanya
Sampai membuatku gila
Keputusasaan menjalar diseluruh tubuhku
Saat kamu pergi
Meninggalkanku sendirian
Sambil menangisimu.